Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2022

Kita adalah Lakon

Selamat menjemput malam, sebentar lagi senja tenggelam dan bulan menggantikan kedudukan. Salam untuk kita semua yang senantiasa masih memelihara hati agar tetap terjaga. Tidak bisa dipungkiri, hal-hal yang pernah terjadi dalam hidup kita akan terus mengikuti. Namun, bukan berarti kita harus tinggal di masa lalu untuk selamanya. Barangkali singgah sebentar diperlukan untuk kemudian kembali sadar dan memperbaiki kesalahan. Aku punya masa lalu, kau pun begitu. Kita menutupnya tanpa bercerita apa-apa. Sekarang, yan terpenting adalah apa yang harus kita lakukan untuk saat ini dan nanti suatu hari. Hujan kembali datang dan menemani lantunan kata yang kucoba akan rangkai. Teringat sepenggal puisi bulan Juni milik Sapardi Joko Damono. Bersama derasnya, ia datangkan janji. Maka panjangkan doamu.. Dalam sajak bulan Juni milik Sapardi... Aku kembali meresapi. Bahwa rahasia-rahasia-Nya, akan terbuka suatu hari nanti. Bahwa apa yang sedang kita jalani kini, tentang perasaan dan hal-hal dimana tak d

Hidup Layaknya Bianglala

Sewaktu kecil kita gemar naik bianglala, yang berputar, melingkar, yang mendebarkan, yang membikin hati berdesir-desir. Lama setelahnya, kita pun sadar. Bahwa hidup seperti bianglala, terus berputar, tak mau diam. Suatu waktu kita berada di bawah. Merangkak naik,  mencapai tujuan sampai ke atas. Bukankah itu yang semua orang inginkan?  P erjalanan hidup lancar, segala harapan menjadi kenyataan. Tapi, kita kerap lupa, gerak bianglala bukan semaunya. Melainkan diatur sebagaimana baiknya. Ia memiliki kendali. Ya, seperti itulah kita hidup. Yang terjadi, yang dimiliki, sebab dan akibat, semua bermula dari DIRI SENDIRI. Kita yang mengendalikannya. Bukan siapa siapa, hanya DIRI SENDIRI. Bianglala dalam hidupmu jangan sampai berhenti berputar. Bukankah kita pernah berada di titik terendahnya? Mengeluh, ingin berhenti saja, sakit, kecewa, rasa yang tak semua orang inginkan, seakan membuat kita tak layak mendapatkan kebahagiaan. Tapi, kita keliru. Bianglala ini harus berputar sampai pa