Langsung ke konten utama

Bersamamu kita telah mengukir kesan yang indah

Bergegaslah kawan...
sambut masa depan
tetap berpegang tangan
saling berpelukan....
berikan senyuman
tuk sebuah perpisahan
kenanglah sahabat kita untuk selamanya.......

Mungkin, hanya lirik lagu itulah yang bisa melukiskan keadaan kita saat ini ....

3 tahun kita bersama dan kini kita pun harus berpisah demi sebuah masa depan... karena hidup harus terus berjalan...

kebahagian yang dulu kita banggakan kini hilang entah kemana, tapi ini yang terbaik bagi kita bersama untuk masa depan.

Bukan bermaksud ingin kembali ke masa lalu, tapi ini hanya sedikit mengingatkan dari mana dulu kita pernah berasal.....

pertama kali bertemu "jenengmu sopo?"
kalau lupa mengerjakan PR "cah aku nyonto?" ,
pelajaran terus pergi ke kantin yukk..."halah mandak pelajaran iki ae, ayo neng kantin ae, wetengku luwe"
contek contekan pas ulangan "ssssstttt no. 1 opo??"  dan tentunya masih banyak lagi.
itu hanya sebagian kecil contoh kalau kita selalu melakukan hal bersama-sama.

aku rindu #masa-masaSekolah 

*gotong royong kalau lagi pas ulangan
*ngeledekin guru pas ngajar
*pura-pura nyatet serius padahal takut kalau dipanggil ke depan
*lebih suka protes daripada disuruh presentasi
*waktunya bel masuk kelas masih pada nongkrong di depn kelas
*dihukum suruh berdiri di depan, karena telat masuk kelas
*kalau setiap ada pemanggilan ketua kelas, pasti ada yang berharap "pulang pagi"
*waktu pelajaran pingin cepet cepet pulang .
*tapi.... kalau udah pas pulang, malah mejeng dulu di Pos Satpam... hahahha
*terkadang sekolah juga beralih fungsi menjadi tempat tidur yang nyaman...

disekolah kita mengenal sahabat :)
di sekolah kita mengenal organisasi :)

Bagi saya pribadi, meninggalkan sekolah yang telah memberikan begitu banyak kenangan dan pelajaran hidup yang berharga TIDAK SEMUDAH MEMBALIKKAN TELAPAK TANGAN.
di sekolah ini lah saya belajar, belajar ilmu pengetahuan maupun organisasi.
belajar menjadi sebuah pribadi yang merdeka, dalam hal ini mampu menyampaikan pendapat yang sesuai dengan hati nurani saya pribadi .
Sempat berfikir di benak saya, bahwasanya saya tidak mampu untuk mengakhiri kisah ini.
memang begitu sulit melupakan semuanya, dan pada akhirnya saya pun harus menyadari mau tidak mau saya harus meninggalkan sekolah ini
meninggalkan Pramuka, organisasi yang menjadi bagian hidup saya..
meninggalkan bu Muryatini yang menjadi guru favorit saya.....

Ada masa dimana aku harus melepaskan sesuatu bukan karena kebencian, tapi karena waktu yang telah selesai..

Akhir sekali, pesan untuk teman teman dan orang yang pernah menjadi bagian dari hidup saya selama di SMK N 1 Magetan ...
Suatu hari nanti jika kita merasakan kehilangan, percayalah bahwa pertemuan kita bukanlah suatu kebetulan.
Aku mengenalmu dalam perbedaan dan kini kita berpisah DALAM SATU INGATAN...  KENANGAN MANIS YANG TUHAN IJINKAN TERJADI

Semoga bermanfaat dan sukses buat semuanya..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memeluk Waktu

Hidup ini perjalanan yang menyimpan banyak rahasia. Kita pikir kita tahu, kita pikir kita ngerti, tapi sebenarnya kita ngga ngerti apa-apa kan? Besok bakal gimana, nanti bakal gimana, jalan ini akan lurus atau berbelok. Kita baru tahu saat sudah melalui. Saat udah lewat. Tapi satu hal yang pasti, dalam perjalanan itu kita semua akan bertemu dengan banyak orang. Sebagian cuma selewat, sebagian sempat singgah sesaat, sebagian tinggal, sisanya pergi ngga pernah kelihatan lagi. Biarpun begitu, setiap pertemuan, hubungan, dan bahkan perpisahan itu ada alasannya. Semuanya ada maknanya. Dan yang pasti kita semua tuh punya fungsi untuk satu sama lain.  Sekarang saatnya. Setelah cukup lama memberi jeda, aku ingin kembali pada diriku yang dulu. Ternyata untuk memulai kembali tidak semudah itu. Tidak apa. Aku akan tetap mencoba. Mulanya aku tidak tahu akan menulis tentang apa. Kata-kata begitu cepat menguap dan hilang begitu saja. Dan aku berpikir lagi, cukup lama. Lalu, ada yang terlintas.  Pada

Hidup Layaknya Bianglala

Sewaktu kecil kita gemar naik bianglala, yang berputar, melingkar, yang mendebarkan, yang membikin hati berdesir-desir. Lama setelahnya, kita pun sadar. Bahwa hidup seperti bianglala, terus berputar, tak mau diam. Suatu waktu kita berada di bawah. Merangkak naik,  mencapai tujuan sampai ke atas. Bukankah itu yang semua orang inginkan?  P erjalanan hidup lancar, segala harapan menjadi kenyataan. Tapi, kita kerap lupa, gerak bianglala bukan semaunya. Melainkan diatur sebagaimana baiknya. Ia memiliki kendali. Ya, seperti itulah kita hidup. Yang terjadi, yang dimiliki, sebab dan akibat, semua bermula dari DIRI SENDIRI. Kita yang mengendalikannya. Bukan siapa siapa, hanya DIRI SENDIRI. Bianglala dalam hidupmu jangan sampai berhenti berputar. Bukankah kita pernah berada di titik terendahnya? Mengeluh, ingin berhenti saja, sakit, kecewa, rasa yang tak semua orang inginkan, seakan membuat kita tak layak mendapatkan kebahagiaan. Tapi, kita keliru. Bianglala ini harus berputar sampai pa

Bertahanlah

Tanpa harus mengutip dari siapapun, semuanya juga paham bahwa air mata menyimpan entah berapa banyak cerita dan rahasia. Setiap tetes membungkus peristiwa-peristiwa dan penyesalan yang menyertai.  Yang membasahi pipiku sekarang bukan menandai penyesalan, duka, atau kehilangan. Sesal, duka, dan rindu, meski sulit, bisa sembuh dengan berlalunya waktu. Dalam getir, setiap tetes tangis ini meratapi satu hal yang kebal bahkan dari waktu. Hati seorang perempuan berusia 27 tahun yang menantang kemustahilan dan berharap ada mujizat yang menghampirinya.  Namun begitulah dinamika hidup, kita akan dipertemukan dengan sesuatu yang jauh dari keinginan.  Bahwa hidup tak selalu melulu tentang senang, tak juga sekedar sedih. Ada batas yang memisahkan keduanya. Ada sebuah jeda yang bisa kita sebut sebagai stagnasi. Ketika sudah jengah pada harapan, ketika sudah dirasa payah bertahan. Jangan buru-buru memutuskan untuk berhenti. Kita hanya perlu menepi. Memberi ruang pada dirisendiri. Ingat ini hanya fas