Langsung ke konten utama

Life Story

Hujan begitu derasnya mengguyur kota Magetan dan sekitarnya. Malam ini waktu menunjukkan pukul 20.15 WIB, di temani sebotol fanta dan beberapa makanan ringan saya mulai menulis artikel ini.

Cerita Kehidupan.............

Hidup damai dan harmonis dalam keluarga tentu adalah hal yang paling diinginkan manusia yang hidup di dunia. Bagi orang tua sendiri memiliki anak yang berbakti, sholih dan sholihah adalah impian. Begitu pula dengan seorang anak memiliki keluarga yang utuh yang penuh dengan kasih sayang adalah idaman. Keutuhan sebuah keluarga sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang seorang anak. Mengingat keluarga adalah lingkungan pertama yang di kenal seorang anak maka peran keluarga menjadi sangat penting di sini. Melihat Ayah dan Ibu bahagia, saling menyayangi, rukun akan membuat seorang anak menjadi sangat bahagia yang kebahagiaannya itu tidak akan pernah ternilai oleh apapun juga.
Namun PERCERAIAN ?? Sebuah kata yang membuat hati seorang anak hancur !!!
Melihat orang tua tidak lagi bersama, sering berantem, anak yang jadi korban di abaikan dan tidak di perhatikan!!!! Hati anak mana yang tidak hancur melihat hal itu semua terjadi pada sebuah keluarga? Bahkan matipun terasa lemah.... Kebahagiaan yang dulu Dia banggakan tiba tiba hilang entah kemana....
Menangis?? ya, hanya tetesan air mata yang menemani kehidupan seorang anak tersebut. Pelampiasan yang tak jarang berujung kepada pergaulan bebas, merusak diri sendiri sudah banyak kita jumpai di sekeliling kita. Anak dari korban perceraian kebanyakan berfikir seperti ini *buat apa sukses, buat apa jadi anak baik kalau melihat kedua orang tua tidak lagi bersama apalagi gara gara orang ke-3?* Memang tidak semua anak berfikir seperti itu. Sedih boleh saja, tapi ingatlah masih banyak mimpi yang harus kita raih.
Dan untuk para orang tua, fikirkan anakmu, fikirkan masa depannya. Mereka membutuhkan kasih sayang dari ke-2 orang tuanya Bukan dari Selingkuhan orang tuanya!
Anakmu adalah generasi masa depan bangsa. Jaga dia, didik dia, curahkan kasih sayangmu.. karena menjadikannya pribadi yang baik, takut kepada yang punya hidup, sholih dan sholihah adalah jaminan para orang tua masuk dalam surgaNYA...
Sekian......semoga bermanfaat.

(Maaf sok nuturi, seperti yang sudah saya jelaskan tujuan saya menulis ini adalah untuk memotivasi diri saya sendiri dan artikel ini pun juga untuk diri saya sendiri, karena dengan saya menulis saya bisa mengingat beberapa peristiwa yang pernah terjadi dalam hidup saya)

Komentar

  1. Semoga diberikan ketabahan kakak :)

    Kunjung balik ya kak: azmizygote.blogspot.com
    Mohon kritik dan sarannya. Baru belajar ngeblog

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memeluk Waktu

Hidup ini perjalanan yang menyimpan banyak rahasia. Kita pikir kita tahu, kita pikir kita ngerti, tapi sebenarnya kita ngga ngerti apa-apa kan? Besok bakal gimana, nanti bakal gimana, jalan ini akan lurus atau berbelok. Kita baru tahu saat sudah melalui. Saat udah lewat. Tapi satu hal yang pasti, dalam perjalanan itu kita semua akan bertemu dengan banyak orang. Sebagian cuma selewat, sebagian sempat singgah sesaat, sebagian tinggal, sisanya pergi ngga pernah kelihatan lagi. Biarpun begitu, setiap pertemuan, hubungan, dan bahkan perpisahan itu ada alasannya. Semuanya ada maknanya. Dan yang pasti kita semua tuh punya fungsi untuk satu sama lain.  Sekarang saatnya. Setelah cukup lama memberi jeda, aku ingin kembali pada diriku yang dulu. Ternyata untuk memulai kembali tidak semudah itu. Tidak apa. Aku akan tetap mencoba. Mulanya aku tidak tahu akan menulis tentang apa. Kata-kata begitu cepat menguap dan hilang begitu saja. Dan aku berpikir lagi, cukup lama. Lalu, ada yang terlintas.  Pada

Hidup Layaknya Bianglala

Sewaktu kecil kita gemar naik bianglala, yang berputar, melingkar, yang mendebarkan, yang membikin hati berdesir-desir. Lama setelahnya, kita pun sadar. Bahwa hidup seperti bianglala, terus berputar, tak mau diam. Suatu waktu kita berada di bawah. Merangkak naik,  mencapai tujuan sampai ke atas. Bukankah itu yang semua orang inginkan?  P erjalanan hidup lancar, segala harapan menjadi kenyataan. Tapi, kita kerap lupa, gerak bianglala bukan semaunya. Melainkan diatur sebagaimana baiknya. Ia memiliki kendali. Ya, seperti itulah kita hidup. Yang terjadi, yang dimiliki, sebab dan akibat, semua bermula dari DIRI SENDIRI. Kita yang mengendalikannya. Bukan siapa siapa, hanya DIRI SENDIRI. Bianglala dalam hidupmu jangan sampai berhenti berputar. Bukankah kita pernah berada di titik terendahnya? Mengeluh, ingin berhenti saja, sakit, kecewa, rasa yang tak semua orang inginkan, seakan membuat kita tak layak mendapatkan kebahagiaan. Tapi, kita keliru. Bianglala ini harus berputar sampai pa

Bertahanlah

Tanpa harus mengutip dari siapapun, semuanya juga paham bahwa air mata menyimpan entah berapa banyak cerita dan rahasia. Setiap tetes membungkus peristiwa-peristiwa dan penyesalan yang menyertai.  Yang membasahi pipiku sekarang bukan menandai penyesalan, duka, atau kehilangan. Sesal, duka, dan rindu, meski sulit, bisa sembuh dengan berlalunya waktu. Dalam getir, setiap tetes tangis ini meratapi satu hal yang kebal bahkan dari waktu. Hati seorang perempuan berusia 27 tahun yang menantang kemustahilan dan berharap ada mujizat yang menghampirinya.  Namun begitulah dinamika hidup, kita akan dipertemukan dengan sesuatu yang jauh dari keinginan.  Bahwa hidup tak selalu melulu tentang senang, tak juga sekedar sedih. Ada batas yang memisahkan keduanya. Ada sebuah jeda yang bisa kita sebut sebagai stagnasi. Ketika sudah jengah pada harapan, ketika sudah dirasa payah bertahan. Jangan buru-buru memutuskan untuk berhenti. Kita hanya perlu menepi. Memberi ruang pada dirisendiri. Ingat ini hanya fas